Latest News :

Kisah Pedagang Dan Ke-4 Istrinya

Posted by at Monday, July 16, 2012

     Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang
mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang
keempat, dan menganugerahinya harta dan
kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang
tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu
memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.
Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga.
Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu
berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada
semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir
kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.
Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat
menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan
pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat
masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya
ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong
dan mendampingi suaminya, melewati masa-
masa yang sulit.
Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah
pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa
perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang
merawat dan mengatur semua kekayaan dan
usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak
begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama
ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini
tak begitu mempedulikannya.
Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia
menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia
meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata
dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri.
Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri.
Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri"
Lalu ia meminta semua istrinya datang, dan
kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya,
"Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun
dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku
akan mati, maukah kau mendampingiku dan
menemaniku?"
"Tentu saja tidak", jawab istri keempat, dan pergi
begitu saja tanpa berkata-kata lagi.
Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan,
ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri
ketiga, "Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan
saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut
denganku, dan menemani akhir hayatku?"
Istrinya menjawab, "Hidup begitu indah disini. Aku
akan menikah lagi jika kau mati".
Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini.
Badannya mulai merasa demam.
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya, "Aku selalu
berpaling padamu setiap kali mendapat masalah.
Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh
sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau
ikut dan mendampingiku?"
Sang istri menjawab pelan, "Maafkan aku.. Aku tak
bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa
mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti,
akan kubuatkan makam yang indah buatmu".
Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang
pedagang kini merasa putus asa.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Aku akan
tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau
pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan
setia bersamamu".
Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan
mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak
begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang
kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu
bergumam, "Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih
baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau
seperti ini, istriku."
__________
Sahabat, sesungguhnya kita punya 4 orang istri
dalam hidup ini..
Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun
banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk
tubuh kita supaya tampak indah dan gagah,
semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau
kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan
yang tersisa saat kita menghadap-Nya.
Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan.
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada
yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan
kita yang pernah memilikinya.
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan
teman-teman. Seberapapun dekat hubungan kita
dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita
selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan
menemani kita.
Dan, sahabat, sesungguhnya, istri pertama kita
adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering
mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan
dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya,
hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu
untuk terus setia dan mendampingi kemanapun
kita melangkah. Hanya amal yang mampu
menolong kita di akhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal
kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal
belakangan.

Share this Post :

0 komentar:

Jangan Lupa Ya Gan Tinggalkan Komentar Disini jangan lupa Dengan kata kata yang sopan bukan berarti harus mencela celakan... Kita sesama Blogger, kita sesama manusia dan kita juga harus menghargai... Jangan Berkomentar yang memasukan Berbau Porno Grafi