Latest News :

Teman Khayalan Part 1

Posted by at Saturday, December 31, 2011

Hai, Zip balik lagi. Kali ini Zip mau ceritain pengalaman ber"hantu" Zip, pas masih kecil sekitaran 6-7 tahunan lah.

Kejadian ini aku alami ketika aku masih tinggal di Margawati, Garut. Kejadian ini, mengubah perspektif ku tentang hantu yang selama ini tergambarkan sebagai mahluk berwujud seram dan bengis dengan muka hancur atau berbadan tinggi hitam.

Ok, back to post...

Sudah lama sekali, saat itu aku tidak memiliki teman karena pekerjaan ayahku yang sering dipindahtugaskan sehingga tidak sempat memiliki teman satu pun, ditambah lingkungan kerja ayahku yang penuh kesibukan orang dewasa. Semenjak kecil, aku hidup tanpa teman, hanya mainan mobil-mobilan dan mainan power ranger ku yang selalu mendampingi setiap hari... Bahkan saat TK pun, aku tidak pernah dekat dengan teman2 sekelasku yang lain. Bisa dibilang, tidak bisa bersosialisasi.

Aku ingat, saat aku belajar menulis huruf `a`, tulisanku agak berbeda, seperti tulisan `a` di komputer (biasanya anak-anak lain menulis huruf a itu bulat, dan lalu ada sedikit ekornya). Aku sering ditertawakan oleh 2 anak perempuan, namun ada satu anak perempuan yang suka membelaku. Dia sering mendekatiku, seperti mengajak bermain saat istirahat, ataupun mengajak makan bersama anak-anak yang lain. Anehnya, aku selalu merasa takut bila ada dia ataupun orang yang mendekatiku, mungkin itu kelainan yang kualami saat kecil (karena terbiasa sendiri).

Suatu malam, aku bermimpi... aneh sekali, aku terbangun di dunia yang semua berwarna putih. Aku berjalan setapak demi setapak menyusuri jalan yang tak tahu dimana ujungnya. Tak lama, aku melihat sebuah bangunan mirip Gereja dan kerumunan orang yang berbaris rapi, seperti mengelilingi sesuatu, semua berbaju hitam. Wajah mereka seperti tak bisa dilihat hingga aku tak tahu wajah mereka persisnya seperti apa. Aku mendekat, membayar rasa penasaran ku.

Terlihat ditengah kerumunan itu seorang anak perempuan yang umurnya mungkin sekitaran seumuranku, sedang menangis. Wajahnya putih, lucu dan pipinya bulat. Saat aku mendekati anak itu, anak itu mulai dijauhi kerumunan orang tadi, dan kerumunan tadi mundur, hingga berada di belakangku sekitar 2 meter (aku tak tahu pas nya, namun itu hanya perkiraan).

Ketika aku makin mendekati anak itu, dia hanya menatap kosong kepadaku. Aku pun tak mengerti, kenapa ia memberi tatapan itu. Sayup-sayup, terdengar suara, "Kesini nak, kesini nak, kesini nak". Aku yang seolah tak tahu apa-apa, lari meninggalkan anak itu karena takut mendengar suara itu. Semakin menjauh aku meninggalkan kerumunan itu, semakin besar pula suara yang ku dengar. Tak lama aku menoleh ke belakang, kerumunan orang tadi mendekat cepat sekali, aku sempat hampir menangis karena takut...

Tiba-tiba, anak kecil tadi ada di depanku, dan berkata, "Aku dan dia bukan anak yang kalian cari, pergilah !!" (aslinya, suara anak dan orang-orang tadi berbahasa Sunda sopan). Lalu mereka berhenti dan memudar, menghilang tak tahu kemana. Aku yang takjub akan hal itu, hanya terdiam. Lalu, anak perempuan yang tadi pun tiba-tiba berbalik dan tetap menatap kosong padaku. Namun saat aku ketakutan, dia mulai memberiku senyum manis dan mulai memudar seperti kerumunan tadi. Dan tak lama, dunia yang putih tadi, berubah jadi suasana kamarku yang di kanan kiriku terlelap kedua orang tuaku.

Aku pun ingin pergi ke wc, dan membangunkan ayahku (ibu biasanya ku bangunkan, namun ayahku langsung bangun dan mengantarku karena waktu itu ibuku sedang hamil adikku). Saat aku berjalan melewati dapur, tiba-tiba di pojok meja makan, anak kecil tadi ada dan senyum padaku. Aku pun balas memberinya senyum dan berkata pada ayahku "Yah, itu ada anak kecil di meja". Ayahku pun menggaruk kepala, "Anak kecil yang mana de? masih ngelindur kamu mah". Aku pun menunjuk-nunjuk, namun saat itu ayahku menyuruhku lekas ke wc dan kembali tidur.

Mungkin itulah pertama kali aku merasa tidak kesepian dan berani apabila aku melihat seseorang yang mendekatiku.

* bersambung

Di bagian selanjutnya, Zip bakal ceritain ketika Zip kenal lebih jauh sama anak kecil yang tidak tahu siapa itu.

Share this Post :

0 komentar:

Jangan Lupa Ya Gan Tinggalkan Komentar Disini jangan lupa Dengan kata kata yang sopan bukan berarti harus mencela celakan... Kita sesama Blogger, kita sesama manusia dan kita juga harus menghargai... Jangan Berkomentar yang memasukan Berbau Porno Grafi